Kamis, 18 Oktober 2012

KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK


KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK
Menurut Johnson dan Johnson (1978) pemimpin ialah seorang anggota kelompok yang menunjukkan lebih dapat mempengaruhi anggota kelompok lainnya daripada dipengaruhi mereka. Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pelaksanaan peranan tertentu dalam suatu kelompok yang terorganisasi, peranan ini terutama diartikan sebagai kekuatan atau kemampuan untuk mempengaruhi orang lain(Napier dan Gershenfeld,1989). 
A.    TIPE TIPE KEPEMIMPINAN
Kurt Lewin (dalam Hansen,Warner, dan Smith, 1976) mengemukakan tiga macam tipe kepemimpinan yaitu: otoriter, demokratis, bebas atau laissez-faire. Tipe-tipe kepemimpinan ini dikenal dengan tipe-tipe kepemimpinan klasik.
Kepemimpinan Otoriter; Menggangap bahwa para anggota kelompoknya tanpa bantuannya tidak mampu melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok atau untuk mengadakan perubahan perubahan. Pemimpin mengarahkan proses kelompok dan perilaku anggota kelompok, membantu integrasi kelompok dengan memberikan penjelasan-penjelesan, dan berpendapat ia satu satunya orang dalam kelompok yang dapat memahami masalah yang dibicarakan, serta hanya dapat memahami masalah yang sedang dibicarakan, serta hanya melalui balikannya para anggota kelompok dapat mengembangkan dan memahami tingkah lakunya.
Kepemimpinan Demokratis; Pemimpin yang demokratis menolak tanggung jawab tunggal untuk mengarahkan kelompok, atau untuk mengarahkan kelompok, atau untuk mengambil keputusan akhir. Ia memberi kepercayaan para anggotanya, dan menciptakan situasi yang menunjang sehingga anggota dapat mencapai pengertian terhadap dirinya sendiri dan dapat menggembangkan potensinya. Pemimpin yang demokratis menggunak beberapa teknik utama seperti klarifikasi, sintesis, balikan, penilaian proses selama selama kegiatan berlangsung, dengan tujuan untuk mengikutsertakan para anggota sedemikian rupa sehingga setiap anggota memeberikan sumbangan terhadap kesejahteraan anggota lainnya dalam kelompok.
Kepemimpinan Laissez-Faire; Dalam hal ini pemimpin sama saja dengan anggota kelompok yang lainnya.Tidak ada pelaksanaan atau prosedur tertentu semuanya,terserah pada anggota kelompok yang lain. Dengan kata lain pemimpin sama sekali tidak ikut mengambil bagian bagian dalam pembuatan keputusan- keputusan kelompok.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahler (1969) cara seperti itu tidak membawa hasil karena anggota kelompok tidak belajar apa-apa dari tipe kepemimpinan itu.

B.     PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK
Stanford, menemukan empat macam fungsi pokok kepemimpinan:
1.      Memberi dorongan emosional (emotional stimulation).
2.      Mempeduliksn (caring).
3.      Memberikan pengertian (meaning attribution).
4.      Fungsi eksekutif (executive function).
            Johnson dan Johnson secara umum mengatagorikan peranan pemimpin kelompok dalam dua fungsi yaitu; peranan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas kelompok (task function), dan peranan yang berkaitan dengan pemeliaharaan (maintenance function).
Task Function adalah peranan pemimpin kelompok untuk membantu kelompok memilih dan merumuskan tujuan tujuan bersama kelompok, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan tujuan itu.
Maintenance Function adalah peranan pemimpin kelompok untuk memelihara suasana kelompok dengan memelihara hubungan-hubungan pribadi para anggota kelompok.
C.     KUALIFIKASI PEMIMPIN KELOMPOK YANG EFEKTIF
1.      Ciri-ciri Kepribadian Pemimpin Kelompok yang Efektif
a.       Keberanian
b.      Dapat dijadikan contoh
c.       Kehadiran
d.      Menghargai dan mempedulikan
e.       Percaya terhadap kegunaan proses kelompok
f.       Keterbukaan
g.      Tidak mempertahankan diri dalam mengahadapi serangan
h.      Kekuatan pribadi
i.        Stamina
j.        Kemauan untuk mencari pengalaman-pengalaman baru
k.      Kesadaran diri
l.        Rasa humor
m.    Kemampuan menemukan sesuatu yang baru
2.      Ketrampilan- ketrampilan Pemimpin Kelompok
a.       Kemampuan mendengarkan secara aktif
b.      Kemampuan untuk merefleksi
c.       Kemampuan mengklarifikasi
d.      Kemampuan merangkum
e.       Kemampuan untuk menjadi fasilitator
f.       Kemampuan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan anggota
g.      Kemampuan menafsirkan
h.      Kemampuan bertanya
i.        Kemampuan menarik hubungan
j.        Kemampuan untuk mengkonfrontasikan sesuatu
k.      Kemampuan memberi dukungan
l.        Kemampuan untuk menghalangi
m.    Kemampuan untuk mendiagnosis
n.      Kemampuan menguji kenyataan
o.      Kemampuan untuk menilai
p.      Kemampuan untuk mengakhiri kelompok

D.    MASALAH PEMBANTU PIMPINAN KELOMPOK (CO-LEADERSHIP)
Dasar utama pemilihan co-leader adalah adanya saling menghargai, dapat bekerjasama dengan baik, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk mendiskusikan hal-hal yang perlu sebelum proses kelompok dan mengevaluasi kegiatan setelah kelompok berakhir. 

1.      Keuntungan-keuntungan penggunaan model co-leadership
a.       Dengan adanya pembantu pemimpin kelelahan dan kekusutan pemimpin kelompok dapat dikurangi dengan cara mendiskusikannya dengan pembantu pemimpin.
b.      Apabila pembantu pemimpin kelompok merupakan team yang baik ia dapat membantu pemimpin kelompok untuk melakukan pekerjaan  yang biasa di pikul sang pemimpin sendiri
c.       Apabila pemimpin kelompok berhalangan hadir karena suatu alasan, kelompok akan tetap bisa berjalan di bawah pimpinan pembantu kelompok.
d.      Apabila pemimpin terpengaruh ia pada hasil pertemuan ia dapat mengungkapkan peraasaannya kepada pembantu pemimpin kelompok.

2.      Kelemahan-kelemahan model co-leadership
a.       Apabila antara pemimpin dan pembantu pemimpin jarang bertemu maka pencapaian tujuan akan sulit untuk di capai.
b.      Apabila antara pemimpin dan pembantu pemimpin terjadi persaiangan akan memberikan kesan negative terhadap kelompok.
c.       Apabila antara pemimpin dan pembantu pemimpin tidak saling perca akan menghambat proses kelompok.
d.      Apabila salah seorang pemimpin kelompok sepakat dengan anggota kelompok menyerang pemimpin lainnya maka proses kelompok akan rusak.

DAFTAR PUSTAKA
-          Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang. Universitas negeri Malang




TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEGIATAN KELOMPOK DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK





TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEGIATAN KELOMPOK
DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK

Berbagai ahli telah mengenali tahap-tahap perkembangan itu. Mereka memakai istilah yang kadang kadang berbeda namun pada dasarnya mempunyai isi yang sama. Pada umumnya ada empat tahap perkembangan, yaitu tahap pemebentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengakhiran. Tahap-tahap ini merupakan suatu kesatuan dalam selluruh kegiatan kelompok.
A.       TAHAP I; PEMBENTUKAN

1.      Pengenalan dan Pengungkapan Tujuan
Dalam tahap pembentukan ini peranan pemimpin kelompok hendaknya memunculkan dirinya sehingga tertangkap oleh para anggota sebagai orang yang benar-benar bisa dan bersedia membantu para anggota kelompok mencapai tujuan mereka. Di sini pemimpin kelompok perlu;
a.       Menjelaskan tujuan ummum dan cara-cara yang hendaknya dilalui dalam mencapai tujuan.
b.      Mengemukakan tentang diri sendiri yang kira-kira perlu untuk terselenggaranya kegiatan kelompok secara baik.
c.       Menampilkan tingkah laku dan komunikasi yang mengandung unsur-unsur penghormatan kepada orang lain, ketulusan hati, kehangatan dan empati.

2.      Terbangunnya Kebersamaan.
Jika pada awalnya sebagian besar anggota kelompok tidak berkehendak untuk mengambil peranan dan tanggung jawab dalam keterlibatan kelompok, maka tugas pemimpin kelompok ialah membalikkan keadaan itu, yaitu merangsang dan menggairahkan seluruh anggota kelompok untuk mampu ikut serta secara bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok.
3.      Kegiatan Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok perlu memusatkan usahanya pada;
a.       Penjelasan tentang tujuan kegiatan
b.      Penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota
c.       Penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima
d.      Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok

4.      Beberapa teknik
a.       Teknik “Pertanyaan dan Jawaban”
b.      Teknik “Perasaan dan Tanggapan”
c.       Teknik “Permainan Kelompok”

B.     TAHAP II; PERALIHAN

1.      Suasana Kegiatan
              Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok, yaitu kegiatan inti dari keseluruhan kegiatan.
2.      Suasana Ketidakimbangan
Pemimpin kelompok seyogyanya tidak menjadi kehilangan keseimbangan. Pendekatan langsung dan cara-cara main perintah saja, perlu dihindari. Tugas pemimpin kelompok dalam hal ini ialah membantu para anggota untuk menghadapi halangan, keenganan, sikap mempertahankan diri, dan ketidaksabaran yang timbul itu. Apabila memang terjadi, unsur-unsur ketidakserasian itu dikaji, dikenali, dan dihadapi oleh seluruh anggota kelompok pemimpin membantu usaha tersebut sehingga diperoleh suasana kebersamaan dan semangat bagi dicapainya tujuan kelompok.
3.      Jembatan Antara Tahap I dan Tahap III
Ada kalanya pula jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok sebenarnya. Dalam keadaan ini pemimpin kelompok, dengan gaya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat.
4.      Pola Keseluruhan

C.     TAHAP III; KEGIATAN

1.      Tahap III sebagai Kelanjutan dari Tahap I dan Tahap III
Dalam tahap ketiga ini saling hubungan antaranggota kelompok tumbuh dengan baik.Saling tukar pengalaman dalam bidang suasana perasaan yang terjadi, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas.
2.      Dinamika Kegiatan Kelompok
Dalam tahap ketiga, kegiatan “kelompok bebas” atau “kelompok tugas” ditampilkan secara nyata. Pemimpin kelompok telah menjelaskan pada awal tahap kedua tentang jenis kegiatan kelompok apa yang akan dijalani oleh kelompok pada tahap ketiga.
3.      Kegiatan “Kelompok Bebas”
a.       Pengemukan Permasalahan
b.      Pemilihan Masalah/ Topik
c.       Pembahasan Masalah/Topik

4.      Kegiatan “Kelompok Tugas”
a.       Mengemukakan Permasalahan
b.      Tanya Jawab tentang Permasalahan yang Diajukan
c.       Pembahasan

5.      Pola Keseluruhan
D.          TAHAP IV PENGAKHIRAN

1.      Frekuensi Pertemuan
Berkenaan dengan pengakhiran kegiatan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada beberapa kali kelompok itu hharus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika mengehentika pertemuan. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh.

2.      Pembahasan Keberhasilan Kelompok
Secara umum dapatlah dikatakan bahwa pemimpin kelompok dituntut agar menjadikan kelompoknya itu lebih menarik dan terasa lebih bermanfaat bagi anggota kelompok. Pada akhir kegiatan hendaknya para anggota kelompok merasa telah memetik suatu hasil yang cukup berharga dari kegiatan kelompok yang diikutinya itu.

3.      Pola Keseluruhan



DAFTAR PUSTAKA

-          Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia  Indonesia



KONSEP DASAR BIMBINGAN KELOMPOK



A.    Bimbingan dan Bimbingan Kelompok
Kesimpulan dari beberapa ahli bimbingan seperti Mortensen dan Schmuller (1964), Pietrofesa (1980), Shertzer dan Stone (1981) mengenai definisi bimbingan ialah; bimbingan dapat diartikan sebagai “suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dan dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya dan lingkungannya, dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta dapat mengembangkan diri secara optimal untuk kesejahteraan diri dan lingkungannya”.
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan dan mengembangkan potensi siswa. Menurut Gazda (1989) pelaksanaan –pelaksanaan bimbingan kelompok umumnya dilakukan di kelas dengan jumlah siswa antara 25-35 orang.

B.     Beberapa salah pengertian Mengenai Bimbingan Kelompok
Beberapa salah pengertian itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Bahwa bimbingan kelompok, proses kelompok, dan dinamika kelompok adalah sama.
2.      Bahwa tujuan utama bimbingan kelompok adalah perkembangan pribadi.
3.      Bahwa bimbingan kelompok hanya berupa layanan informasi.
4.      Bahwa bimbingan kelompok atau konseling kelompok merupakan pengganti konseling individual.
5.      Bahwa setiap staf sekolah dapat melaksanakan bimbingan kelompok.
6.      Bahwa bimbingan kelompok dapat menghilangkan individualitas dan kreativitas.

C.     Tujuan bimbingan kelompok
Bennet mengemukakan tujuan bimbingan kelompok sebagai berikut:
1.      Memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2.      Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok
3.      Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif daripada melalui kegiatan bimbingan individual.
4.      Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Romlah,tatiek Dra.,2006,Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok, Malang; Universitas Negeri Malang